Petualangan Bareng with D'Johnner's'

Kenangan bersama di Candi Borobudur

Bocah Asli Gombong

Kebumen kota kelahiranku ^_^

Lihat Aku Dari Sisi Yang Lain

Sebuah Nama Sebuah Cerita

We Are IA14 Squad

Penuh Cerita dan Harapan untuk satu tujuan

Space Available

Maintenance Slide Blog Dulu

Minggu, 22 April 2012

Tugas IBD

 BAB 3
MANUSIA DAN PENDERITAANNYA
Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu datang menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita sudah tahu bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.
Sumber : http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-penderitaan.html


Siksaan
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka, dosa dan akhirnya Firman Allah SWT. dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam Al-Qur’an surat-surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.
Siksaan bersifat Psikis
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang  dialami oleh petapa  atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya  itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.


Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
Claustrophobia dan Agoraphobia.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
Gamang merupakan ketakutan bila  seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
Kegelapan merupakan suatu ketakutan  seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam pikirannya  dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
Kegagalan merupakan dari seseorang  disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Sumber : Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma.
Pengertian Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah
gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab Kekalutan Mental
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses Kekalutan Mental
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif : trauma yang dialami diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitamya.
regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raunganemecah barang-barang.
fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, is puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalan spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar menipakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan “pintas” dengan bunuh diri.
http://masuk.blogrezzaprawiratama.co.cc/2010/04/kekalutan-mental.html
Sebab-sebab Timbulnya Penderitaan
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Sumber :
http://ariantocahyadi.blogspot.com/2011/02/bab3-manusia-dan-penderitaan.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab6-manusia_dan_penderitaan.pdf


Study Kasus :
Di Indonesia Memang banyak sekali penderitaan yang tidak berprikemanusiaan lagi karna ada nya pemerkosaan, kekerasan dan tindak perampokan maka dari itu pederitaan yang banyak sekali terjadi dan menyiksa orang yang tidak kuat akan penderitaan. manusia itu akan nekat untuk mengakhiri hidupnya walau sangat berat dijalani.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang dapat mengerahkan orang tersebut ke arah yang positif maupun negatif, menurut saya hal ini dipengaruhi oleh pola pikir dan kedewasaan orang itu dalam menyikapi setiap permasalahan atau konflik yang berlangsung dalam kehidupannya sendiri. Pola pikir yang saya ingin sampaikan disini adalah cara yang mendasari bagaimana seseorang melihat masalahnya sendiri hingga ia memikirkan solusi atau pemecahan masalahnya itu. Seseorang yang memiliki pola pikir baik dan berwawasan luas akan melihat masalah yang dihadapinya sebagai sebuah kesempatan untuk mencapai kebahagiaan yang ada di balik kesusahannya, sedangkan seseorang dengan pola pikir yang buruk dan sempit akam melihat masalahnya sebagai tembok raksasa yang akan terus menghalangi dan membayangi hari-harinya dengan kegelapan dan penderitaan. Sehingga seseorang dengan pola pikir yang luas akan terarah dengan sendirinya pada tindakan positif, dan sebaliknya orang dengan pola pikir sempit akan mengarah pada tindakan-tindakan negatif dan frustasi.
Tidak jauh berbeda dengan tingkat kedewasaan seseorang dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, suatu masalah akan ditindaklanjuti secara terkendali dan kritis oleh seseorang yang memiliki kematangan dalam berpikir dan hal ini akan sangat dipengaruhi oleh kadar kedewasaan seseorang. Seseorang yang memliki kadar kedewasaan yang cukup tinggi dalam menghadapi masalahnya ia selalu menganalisa dengan tenang dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk setiap permasalahan yang ia hadapi, sedangkan seseorang dengan tingkat kedewasaan yang kurang akan mengatasi masalahnya dengan tergesa-gesa dan ceroboh, sehingga seseorang yang memiliki pola pikir yang kurang matang atau kurang dewasa akan cenderung terbawa oleh lingkungan tempat ia berada, ia akan sangat mudah terjerumus ke arah yang negatif dibandingkan orang yang memiliki pola pikir yang dewasa.

Minggu, 08 April 2012

Cinta Karena Allah SWT - Tugas IBD

Cinta karena Allah SWT
Cinta adalah luapan perasaan suka, dengan segala ekspresinya, melalui ceria senyum wajahnya, dengan lembut dan baik lisannya, dengan kasih pelukan, dengan semangat sikap, dengan hati riang, dan selalu khusnudzan dalam pikirannya.
Cinta kepada sesama dalam Islam adalah perasaan yang memancar karena adanya ketaqwaan dan bermuara kepada pengendalian yang kokoh dengan taliNya (i’tisham bi hablillah).
Maka cinta seperti itu hanya akan tumbuh dengan subur dalam ikatan mulia yang bernama ukhuwah (persaudaraan) yang didasarkan sendi-sendi tersebut. Ikatan tersebut merupakan tujuan suci, cahaya rabbaniyah sekaligus merupakan nikmat Ilahiyah. Oleh sebab itu Allah hanya akan menuangkan cahaya dan nikmatnya pada hati dari setiap hambaNya yang mukhlis (ikhlas), mensucikan dan melindungi diri-mereka dengan akhlaq yang terpuji.
Untuk mengetahui segala-galanya tentang cinta, manusia perlu merujuk kepada pencipta cinta itu sendiri yakni Allah SWT. Tuhan menciptakan cinta, maka Dialah yang Maha Mengetahui sifat dan rahasianya. Cinta itu indah karena diciptakan oleh Allah Yang Maha Indah.   Rasulullah SAW bersabda,” Allah itu indah dan cintakan keindahan” Bukan saja indah, cinta yang diciptakan Allah itu bertujuan untuk menyelamatkan, menenteramkan dan membahagiakan manusia
Allah berfirman;
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS. Al-Fath: 29).
Ayat di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mempunyai rasa cinta dengan para sahabat, di samping sifat kerasnya terhadap orang kafir. Dan ke dua sifat tersebut ada karena Allah semata, cinta dan keras/tegas karena Allah SWT.
Allah berfirman;
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٩﴾
“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-Hasyr: 9).
Perasaan bersaudara secara tulus inilah yang akan melahirkan pribadi mukmin yang mempunyai rasa kasih sayang dengan se jujur-jujurnya dan sebenar-benarnya serta perasaan ikhlas sejati. Yang akan selalu mengambil sikap positif dalam hal bercinta dan saling mengutamakan, kasih sayang dan saling memaafkan, serta dengan membantu dan saling melengkapi. Juga menghindari hal-hal negatif seperti menjauhkan diri dari segala yang menyebabkan mudarat (bahaya) dalam diri mereka, dalam harta mereka, dan dalam harga diri mereka.
Anas RA meriwayatkan dari Nabi saw. Beliau bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Ada tiga perkara yang barangsiapa berada di dalamnya akan mendapatkan manisnya keimanan: Agar Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya. Agar ia mencintai seseorang atau membencinya karena Allah. Dan agar benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke neraka.” (Muttafaq Alaihi).
Oleh karena itu ukhuwah fillah merupakan sifat yang lazim dari konsekuensi keimanan, dan merupakan perangai yang cocok sebagai teman bagi ketaqwaan. (Konklusi nya) tidak ada persaudaraan sejati tanpa adanya iman, dan tidak ada iman tanpa adanya persaudaraan.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” QS Al Hujurat 10)
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi saw. Beliau bersabda;
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah di hari yang tiada perlindungan selain perlindungan Allah: Pemimpin adil, pemuda yang tumbuh besar dalam ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya terkait dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, seseorang yang dipanggil seorang wanita (untuk berzina) yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, ia mengatakan aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah lalu menyembunyikan sedekahnya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah di kala sepi lalu berlinang air matanya.” (Muttafaq Alaihi).

 Jika kita mendapati suatu persaudaraan yang di belakangnya tidak didukung oleh keimanan maka kita akan dapat mengetahui bahwa persaudaraan semacam itu tidak akan membawa kemaslahatan dan manfaat yang saling timbal balik. Begitu juga bila kita dapati keimanan yang tidak didukung oleh persaudaraan maka bisa kita simpulkan betapa rendah kadar keimanan itu.
Abu Hurairah RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda,
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencinta. Maukah aku tunjukkan kepada kalian kepada sesuatu yang jika kalian lakukan akan saling mencinta; sebarkan salam di antara kalian.” (Muslim).
Abu Hurairah RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda;
أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
“Bahwa seseorang sedang mengunjungi saudaranya di sebuah desa dan Allah mengutus seorang malaikat untuk memantau jalannya. Sesampainya di tempat itu ia berkata, ‘Hendak ke mana kamu?’ Ia menjawab, ‘Aku hendak menemui seorang saudara di negeri ini.’ Ia bertanya, ‘Apakah ada kenikmatan yang kamu inginkan darinya?’ Ia menjawab, ‘Tidak, hanya karena aku mencintainya karena Allah Azza wa Jalla.’ Ia (malaikat) berkata, ‘Ketahuilah bahwa aku ini utusan Allah, (untuk memberitakan kepadamu) bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena-Nya.”
Al-Barra’ bin ‘Azib RA meriwayatkan dari Nabi saw, Beliau bersabda tentang orang-orang Anshar,
لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ فَمَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللَّهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللَّهُ
“Tidak ada yang mencintai mereka selain orang mukmin dan tidak ada yang membenci mereka selain orang munafiq. Siapa mencintai mereka Allah akan mencintainya dan siapa membencinya Allah akan murka kepadanya.” (Muttafaq Alaih).
Muadz meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah saw bersabda;
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمُتَحَابُّونَ فِي جَلَالِي لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمْ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ
“Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Bagi orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku mimbar-mimbar dari cahaya dari cahaya yang membuat iri para nabi dan syuhada.” (Tirmidzi, hadits hasan).
Dr Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Al Mujtama’ Al Islami mengatakan bahwa ukhuwah Islamiyah yang bercita-cita luhur itu mampu melahirkan al-ikhaa’ul Islami. Dan tujuan terpenting dari padanya adalah persamaan hak (al musaawah), saling membantu (at-ta’aawun), dan cinta kasih karena Allah (al hubb fillah)
Abu Idris Al-Khaulani RA bercerita;
دَخَلْتُ مَسْجِدَ دِمَشْقَ فَإِذَا فَتًى شَابٌّ بَرَّاقُ الثَّنَايَا وَإِذَا النَّاسُ مَعَهُ إِذَا اخْتَلَفُوا فِي شَيْءٍ أَسْنَدُوا إِلَيْهِ وَصَدَرُوا عَنْ قَوْلِهِ فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَقِيلَ هَذَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ هَجَّرْتُ فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بِالتَّهْجِيرِ وَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي قَالَ فَانْتَظَرْتُهُ حَتَّى قَضَى صَلَاتَهُ ثُمَّ جِئْتُهُ مِنْ قِبَلِ وَجْهِهِ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ قُلْتُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ لِلَّهِ فَقَالَ أَللَّهِ فَقُلْتُ أَللَّهِ فَقَالَ أَللَّهِ فَقُلْتُ أَللَّهِ فَقَالَ أَللَّهِ فَقُلْتُ أَللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِحُبْوَةِ رِدَائِي فَجَبَذَنِي إِلَيْهِ وَقَالَ أَبْشِرْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ
“Aku pernah memasuki masjid Damaskus, ternyata di sana terdapat seorang pemuda dengan gigi yang putih dan orang-orang bersamanya. Jika mereka memperselisihkan sesuatu mereka mengandalkannya dan mengembalikannya kepada pendapatnya. Aku pun bertanya tentangnya dan dijawabnya bahwa dia Muadz bin Jabal. Esok harinya aku berangkat (ke masjid) pagi-pagi, ternyata ia telah mendahuluiku. Aku mendapatinya melakukan shalat. Ia mengatakan, aku pun menunggunya sampai ia menyelesaikan shalatnya. Setelah itu aku menemuinya dari depannya dan aku ucapkan salam kepadanya dan aku katakan, ‘Demi Allah, aku mencintaimu karena Allah’ Ia mengatakan, ‘Allah.’ Aku katakan, ‘Allah.’ Ia katakan, ‘Allah?’ Aku katakan, ‘Allah,’ Lalu ia memegang dada jubahku dan menarikku kepadanya dan berkata, ‘Berbahagialah karena aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Alah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Orang-orang yang saling mencinta karena-Ku pasti mendapatkan kecintaan-Ku, yang bergaul karena-Ku, yang saling mengunjungi karena-Ku, dan yang saling berkorban karena-Ku.” (Hadits shahih riwayat Malik di Al-Muwattha’ dengan sanad shahih).
Abu Karimah Al-Miqdad bin Ma’di Karib RA meriwayatkan Nabi saw Beliau bersabda,
إِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ
“Jika seseorang mencintai saudaranya hendaknya ia memberitahukan kepadanya bahwa dia mencintainya.”(Tirmidzi dan Abu Dawud, hadits hasan shahih).
Muadz RA. Meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memegang tangannya seraya bersabda,
يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Hai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu karena Allah. Lalu aku berwasiat kepadamu, ya Muadz, jangan sampai –setiap kali usai shalat- kamu tidak mengucapkan, ‘Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (Abu Dawud dan Nasa’i dengan sanad shahih).
Anas RA meriwayatkan bahwa,
أَنَّ رَجُلًا كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمْتَهُ قَالَ لَا قَالَ أَعْلِمْهُ قَالَ فَلَحِقَهُ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ فَقَالَ أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ
“Seseorang berada di sisi Nabi SAW. Kemudian seseorang lewat dan berkata, ‘Ya Rasulullah, aku mencintai orang ini.’ Nabi bersabda kepadanya, ‘Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya?’ (Anas) berkata, lalu ia menyusulnya dan mengatakan, ‘Aku mencintaimu karena Allah.’ Orang itu menjawab, ‘Mudah-mudahan Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintaiku karena-Nya.” (Abu Dawud dengan sanad shahih).


Berikut ini ada beberapa cara praktis sebagai panduan untuk tercapainya kekokohan ruh cinta karena Allah, yaitu:
1.     Memberi tahu kepada al akh (saudara) yang dicintai. Rasulullah bersabda: “Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberi tahu kepadanya “ (HR Abu Daud dan Turmudzi)
2.     Memanjatkan doa untuknya dari kejauhan ketika mereka saling berpisah. Diriwayatkan dari Umar Bin Khathab RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku minta izin (pamit) kepada Rasulullah untuk melaksanakan umrah”. Kemudian Rasulullah mengizinkan dan berkata ” Jangan lupa doa kan kami ” Lalu beliau mengatakan suatu kalimat yang menggembirakan ku bahwa aku mempunyai kebahagiaan dengan kalimat tersebut di dunia. Dalam suatu riwayat beliau berkata: “Kami mengiringi do’a wahai saudaraku”
3.     Bila berjumpa dengan al akh lain maka tunjukkanlah senyum kegembiraan dan muka manis. Rasulullah bersabda “Janganlah engkau meremehkan kebaikan apa saja (yang datangnya dari saudaramu). Dan jika engkau berjumpa saudaramu maka berikanlah dia senyum kegembiraan” (HR Muslim)
4.     Berjabat tangan bila bertemu. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya bila bertemu dengan saudara-saudaranya agar cepat-cepatlah berjabat tangan. Hal di atas berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari Barra, Bersabda Rasulullah SAW: “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah”.
5.     Menyempatkan diri untuk mengunjungi saudaranya. Dalam kitabnya Al Muwathta, Imam Malik meriwayatkan: Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa, “Allah berfirman: Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, dimana keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku”.
6.     Menyampaikan ucapan selamat yang berkenaan dengan sukses yang dicapai saudaranya. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan niscaya Allah menggembirakannya pada hari kiamat”. (HR Thabrani dalam Ma’jamush Shaghir)
Contoh yang pernah diajarkan oleh Rasul adalah:
a. Berkenaan dengan kelahiran anak
b. Ketika datang dari medan jihad
c. Apabila kembali dari menunaikan haji
d. Bila ada yang menikah
e. Saat Iedul fitri
7.     Memberikan hadiah yang bersifat insidental. Iman Dailami meriwayatkan dari Anas dan Marfu’ bahwa Rasulullah SAW bersabda “Hendaklah kalian saling memberikan hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati”.
8.     Menaruh perhatian terhadap keperluan saudaranya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan beban penderitaannya di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang yang dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi (aib nya) di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR Muslim)
9.     Menegakkan hak-hak ukhuwah saudaranya. Dalam rangka mempererat ukhuwah maka adalah wajib bagi al akh untuk menunaikan hak-hak yang dimiliki al akh lain, seperti menjenguk saudaranya yang lain bila sakit, mendo’akan bila bersin, dan menolong bila teraniaya (dizhalimi).
Allah SWT tidak mengaruniakan rasa cinta semata-mata, tetapi Allah juga mengaruniakan ‘hukum’ cinta yang mesti dipatuhi demi mencapai maksud penciptaannya. Dengan ‘hukum’ itu, Allah mengatur agar cinta senantiasa selamat dan menyelamatkan. Begitulah cinta dalam Islam, ia mempunyai kaidah dan peraturan demi menjaga kemurnian dan kesuciannya.
Tentang Cinta itu sendiri, Rasulullah dalam sabdanya menegaskan bahwa tidak beriman seseorang sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya. Al Ghazali berkata: “Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir dari perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi sebelum cinta, maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta dan bila ada maqam-maqam sesudah cinta, maqam itu hanyalah akibat dari cinta saja.”



Tugas Ilmu Budaya Dasar

I. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR DARI SOAL BERIKUT INI

1. Mata kuliah pengantar ilmu sosial
A. memberi arahan penekanan materi seluruh ilmu-ilmu sosial
B. memberi arahan penekanan secara global dan tidak mendalam
C. memberi arahan penekanan pada subyek oriented menuju specialisasi
D. memberi penekanan mataeri ilmu sosial secara terperinci
Jawaban: A


2. Ilmu sosial dasar adalah :
A. ilmu yang membahan mengenai masalaha sosial dalam kehidupan masyarakat
B. ilmu yang memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral
C. tujuan pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi
D. pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial yang menggunakan pengertian-pengertian ( fakta, teori, konsep) berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahian
Jawaban: D


3. Latar belakang diberikannya ISD pada prinsipnya adalah menghindari :
A. anggapan bahwa sistem pendidikan kita hanya mementingkan sosial science
B. kritik terhadap sistem pendidikan kita oleh sejumlah cendikiawan
C. anggapan bahwa sistem pendidikan kita tidak berbau kolonial
D. a, b dan c benar
Jawaban: C


4. Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga ketrampilan yang tidak termasuk kedalam kemampuan ini adalah ;
A. personal
B. akademis
C. likwidasi
D. profesional
Jawaban: C


5.Profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, maksudnya adalah :
A. para tenaga ahli diharapkan mempunyai pandangan yang luas
B. peka terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia
C. para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesi
D. a, b dan c benar
Jawaban: C


6. ISD termasuk program pendidikan umu ( MKDU ) , tujuan dari MKDU adalah untuk
A. memperluas cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga tidak terbatas pada bidang pengetahuan keahlian golongan asal masing-masing
B. memberi pemahaman kepada mahasiswa sebagai layaknya mata kuliah lain yang diberikan
C. mengantarkan mahasiswa agar menjauhi masalah-masalah sosial
D. a, b dan c benar
Jawaban: A


7. Salah satu definisi ISD adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dari pernyataan itu maka ISD itu bersifat :
A. subject-oriented
B. object-oriented
C. problem-oriented
D. humanties
Jawaban: C


8. Ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) merupakan :
A. ilmu yang mempelajari manusia dan interaksinya
B. bidang studi yagn merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial
C. suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di perguruan tinggi
D. a, b dan c benar
Jawaban: b


9. Filsafat merupakan sumber ilmu pengeatahuan alam maupun sosial. Hakekat dari ilmu filsafat adalah mempersoalkan
A. asal-usul ilmu pengetahuan
B. hidup dan kehidupan manusia didunia
C. rasa ingin tahu manusia mengenai dunia
D. pencabangan ilmu pengetahuan
E.penelaahan alam sekitar dan perkembangannya
Jawaban: B


10. Menghadapi era globalisasi, lulusan perguruan tinggi dituntut kualitasnya secara memadai. Kualitas tersebut harus terlihat dengan diperolehnya pengetahuan, sikap, tingkah laku dan tindakan sebagai cerminan kepribadian Indoensia. Perolehan-perolehan ini adalah merupakan sebgaian dari kemampuan
A. personal
B. profesonal
C. akademik
D. manajerial
E. vokasional
Jawaban: A


11. Lulusan perguruan tinggi perlu memiliki wawasan yang tidak terbatas pada bidang keahliannya. ISD adalah bagian dari program mata kuliah dasar umum untuk membawa mahasiswa agar
A. memiliki keahlian beragam menghadapi persaingan dunia kerja
B. menyadari posisinya sebagai calon pemimpin masa depan
C. peka,terbuka, dan ada rasa tanggungjawab terhadap masalah sekitar
D. selalu mengikuti perkembangan masalah – masalah masyarakat
E. memiliki kemampuan tinggi dalam profesinya
Jawaban: C


12. ISD dan pengetahuan sosial dibedakan keduanya dalam hal orientasi atas pendekatan yang dilakukan. Beda keduanya adalah :
A. isd berorientasi materi, pengetahuna sosial berorientasi multidisiplin
B. isd berorientasi materi, pengetahuan sosial berorientasi inter disiplin
C. isd berorientasi inter disiplin, pengetahuan sosial berorientasi praktis
D. isd berorientasi inter disiplim, pengetahuan sosial berorientasi materi
E. isd berorientasi praktis, pengetahuan sosial berorientasi materi
Jawaban: D